PO'POK..kisah Hantu Dari Toraja.

PO'POK ....
Nadia adalah anak Toraja yang lahir di tanah rantau. Usia 9 tahun. Baru kali itu ia pulang ke Toraja. Rumah kakek neneknya ada di kampung yang agak terpencil.

Setelah 5 hari di Toraja. Kedua orang tuanya kembali ke perantauan. Sedang Nadia masih betah di kampung. Ditinggal dalam pengawasan kakek neneknya. Kebetulan liburnya masih lama. Nanti setelah masa liburan usai baru ayahnya datang menjemput.

Disuatu sore, menjelang malam. Saat Nadia masih keasikan bermain di halaman belakang rumah. Ia mendengar suara

Po'...pok...po'...pok...po'...pok. .po'...pok

Tapi ia sulit mengetahui asal suara tersebut. Setelah beberapa saat ia baru melihat sesosok kepala seorang wanita dibalik pagar yang tinggi. Di luar pagar dekat kandang babi. Tapi hanya kepalanya yang ia lihat. Karena bagian bawahnya terhalang pagar. Setelah itu, suara tersebut berhenti. Dan tidak tampak lagi wanita itu.

Setelah masuk kedalam rumah. Ia menceritakan kejadian tersebut kepada kakek neneknya yang sedang asik bercerita. Namun keduanya kurang memperhatikan ucapan cucunya. Hingga Nadia menirukan suara itu.

Kakek neneknya kaget. Terdiam. Setelah mengorek keterangan dari cucunya itu. Akhirnya diketahui kalau itu bukanlah po'pok biasa. Karena itu sang kakek segera keluar rumah mencari bantuan. Dan menyuruh nenek menjaga ketat cucunya itu.

Itulah ringkasan cerita dari bagian pertama. Sekarang mulai bagian kedua

***

" Apa itu po'pok ? " Nadia bertanya kepada neneknya. sesaat setelah kakeknya keluar mencari pertolongan.

" Bukan apa-apa. Tak perlu takut. Kakekmu
akan melakukan sesuatu " jawab sang nenek dengan suara bergetar.

Tak...tak...tak...tak...

" Siapa ? " tanya nenek Nadia mendengar ketukan dipintu.

" Aku " terdengar suara wanita dibalik pintu.

Si nenek yang sudah hapal suara itu. Segera membuka pintu. Wanita itu adalah Dina, keponakannya. Yang tinggal di kampung yang sama. Dina bertanya kemana pamannya. Nenek Nadia lalu menjelaskan apa yang terjadi.

" Kalau hanya po'pok, kenapa kakek Nadia sampai mencari pertolongan segala ke orang pintar. Kan mudah saja penangkalnya " tanya Dina bingung.

" Yang dilihat Nadia itu bukan po'pok sembarang, tapi bombona to po'pokan " jelas nenek Nadia dengan gugup.

Kalau po'pok saja sudah ganas lalu seganas apa bombona po'pok itu.

" Apa lagi yang dinamakan bombona po'pok Nenek ? " Nadia mulai terlihat takut.

Lalu sang nenek mulai bercerita.

Dahulu kala, di kampung ini ada seorang perempuan yang sangat cantik jelita. Kecantikannya terkenal sampai ke kampung-kampung lain. Dia benar-benar primadona dan pujaan bagi banyak lelaki. Saking cantiknya sehingga para pemuda di kampung itu mengibaratkan

Namui wai tenena, bisa duka dibatian bo'bok.

Tentu saja itu berlebihan. Namun itu hanyalah istilah untuk menggambarkan betapa menawannya perempuan itu. Beberapa lelaki pernah jatuh kedalam pelukannya.

Semakin lama, semakin banyak kejadian aneh yang terjadi. Sering bayi dikampung itu maupun dikampung sebelah meninggal secara mendadak. Begitupun dengan wanita hamil. Dan hewan ternak.

Akhirnya penduduk di kampung mulai menyelidiki. Dan saat itu terkuak. Kalau si perempuan ternyata menjadi po'pok di malam hari demi menjaga kecantikan dan pesonanya. Juga untuk menyempurnakan ilmunya. Penduduk kampung lalu menangkap dan kemudian membunuhnya

Tentu saja tidak mudah menangkapnya. Karena ia juga kuat. Hingga harus melibatkan orang pintar. Sebelum dibunuh perempuan itu sempat memberi kutukan bagi orang-orang yang akan membunuhnya.

Siapa pun yang menumpahkan darah atas kematiannya. Maka akan ada keluarga dan keturunannya yang bernasib buruk.

Setelah kejadian itu, satu demi satu penduduk yang terlibat langsung dalam pembunuhannya mengalami celaka. Ada yang meninggal karena jatuh ke jurang. Ada yang sakit misterius. Dan berbagai kejadian lainnya. Untuk mencegah jatuhnya korban yang lebih banyak, maka orang pintar saat itu, mencari jimat peninggalan perempuan itu. Yang merupakan sumber kutukannya. Dan menyimpannya dalam sebuah gubuk kecil di dekat hutan. Gubuk itu tidak boleh dimasuki siapapun apalagi menyentuh jimat peninggalan dari perempuan itu.

Sejak saat itu kutukan itu pun berhenti. Kejadian itu sudah sangat lama. Bahkan jauh sebelum kakek Nadia lahir. Kakek dari kakek Nadia saja masih anak-anak saat peristiwa itu terjadi.

Beberapa puluh tahun kemudian hantu po'pok itu muncul lagi. Tidak tiap saat. Selang beberapa tahun sekali. Namun setiap kemunculannya, selalu ada anak-anak yang menjadi korbannya. Entah itu meninggal maupun hilang. Ada juga yang selamat. Tapi anak itu tidak boleh lagi menginjakkan kaki di kampung sampai selamanya.

Hantu po'pok itu kini mengincar anak-anak. Tidak sembarang anak. Hanya yang disukai dia. Terakhir hantu po'pok ini muncul 13 tahun lalu. Seorang anak berusia 7 tahun hilang setelah itu.

"Apa yang membedakan po'pok dengan hantunya orang po'pokan ? " Dina bertanya penasaran.

Nenek Nadia menjelaskan kalau hantu dari perempuan yang po'pokan itu tidak hanya keluar dimalam hari. Siang hari pun bisa. Dulu sebelum perempuan po'pokan itu dibunuh ilmunya sudah sangat tinggi. Dia bisa berubah wujud menjadi burung dan kucing. Namun wujudnya lebih banyak sebagai po'pok. Bisa menirukan suara apa saja. Meskipun begitu suara po'...pok...po'...pok tetap tak bisa hilang.

Karena Nadia sudah melihatnya. Berarti ia sudah disukai oleh hantu po'pok. Dan akan menjadi korbannya.

Sejam kemudian. Kakek Nadia datang. Ia bersama seorang lelaki tua, yang diperkenalkan bernama Ne' Ampu Salu. Segera ia memberikan benda kecil yang terbungkus kain berwarna merah kepada Nadia. Lalu bersama kakek Nadia, ne' Ampu Salu menuju kamar Nadia. Melakukan sesuatu di didalamnya. Memeriksa jendela, ventilasi dan lubang angin lainnya. Menempelkan kertas yang entah bertuliskan apa disitu. Disetiap sudut kamar ditaburi segenggam garam.

Setelah itu, Kakek menyuruh cucunya masuk kamar. Dan berpesan kalau cucunya itu akan aman berada dalam kamar. Karena hantu po'pok itu tidak bisa menembus masuk kamar. Yang harus dilakukan Nadia hanyalah tetap berada dalam kamar. Sampai matahari terbit esok harinya. Dan jangan lupa, bungkusan kecil dari Ne' Ampu Salu harus berada di dekatnya untuk berjaga-jaga. Sebisa mungkin tetap dipegang Nadia.

Apapun yang terjadi Nadia tidak boleh keluar kamar. Jadi disediakan ember untuk buang air jika sewaktu-waktu kebelet. Dan selama itu kakek dan neneknya tidak akan berbicara apapun ke Nadia. Jadi jangan sampai membuka pintu.

Diatas jam 6 pagi. Nadia baru boleh membuka pintu. Setelah memberikan nasehat, sang kakek lalu menyuruh Nadia mengunci pintu. Meninggalkan sang cucu sendirian di kamar.

Di dalam kamar Nadia merasa sangat gugup. Ia berusaha berdoa. Namun hatinya tetap merasa ketakutan. Ia mengisi waktu dikamar dengan bermain game dari hape. Sampai mengantuk dan tertidur.

Pukul 02.00 Nadia terbangun. Ia mendengar ada yang mengetuk pintu kamar. Jantungnya berdegub kencang. Muka Nadia pucat karena sangat ketakutan. Tapi ia berusaha untuk berpikir positif. Itu mungkin hanya suara angin. Sesaat kemudian suara itu berhenti.

" Apakah kamu baik-baik saja didalam ?. Kalau kamu takut biarkan aku ikut masuk menemanimu." terdengar suara kakek dari luar.

Nadia lega dan tersenyum. Dia segera menuju pintu. Dan sebelum membuka pintu ada perasaan merinding. Meskipun terdengar seperti suara kakek. Tapi firasatnya berkata lain. Ada yang aneh. Ia segera mundur dari pintu. Melihat ke sudut kamar, taburan garam sudah berwarna hitam.

" Kamu boleh membuka pintu. Apalagi yang kamu tunggu " terdengar suara kakek.

Nadia bergetar ketakutan. Ia sujud berlutut di lantai dan mulai berdoa.

" Tuhan selamatkan aku "

Setelah itu terdengar suara

Po'...pok...po'...pok...po'...pok...po'...pok

Kemudian disusul suara ketukan dipintu. Nadia menangis sambil terus berdoa. Sampai suara itupun menghilang.

Namun Nadia terus berdoa. Hingga kembali mengantuk. Dan tidur lagi. Ketika terbangun Nadia melihat jam hampir pukul 08.00. Ia melihat garam disudut kamar kini menjadi makin hitam. Ia segera membuka pintu. Neneknya yang sejak tadi menunggu didepan pintu menangis.

" Saya sangat bersyukur kamu masih selamat " ujar sang Nenek.

Ternyata di rumah itu sudah banyak keluarga  Nadia yang berkumpul.

Tak membuang waktu, Nadia disuruh mencuci muka. Lalu dibawa ke sebuah mobil. Duduk dibagian tengah dikelilingi beberapa orang. Ne' Ampu Salu duduk didepan bersama dengan sopir. Sedang kakek dan paman Nadia berada di mobil yang lain. Nadia segera dibawa keluar kampung karena bombo po'pok itu tentu akan segera kembali.

Ada lima mobil dengan kaca gelap yang beriringan. Tujuannya untuk membingungkan hantu po'pok itu dimana Nadia berada. Sambil mobil melaju mulut ne' Ampu Salu tak henti berkomat-kamit. Tak lama kemudian Nadia mendengar suara itu lagi

Po'...pok...po'...pok...po'...pok...po'...pok

Nadia mengintip keluar mobil. Tampak kepala dengan organ tubuh sedang terbang mengikuti mobil mereka. Tapi hanya dia yang bisa melihat. Karena po'pok itu sudah dalam bentuk hantu.

Hantu po'pok itu lalu mengintip kedalam mobil. Nadia yang ketakutan berteriak. Namun ia disuruh diam dan menutup mata oleh orang-orang yang disebelahnya.

Tak...tak...tak...tak

Terdengar suara ketukan sekeliling mobil. Diringi oleh suara po'...pok....po'...pok. Makin lama makin keras. Hingga mobil agak berguncang. Meskipun orang lain tidak bisa melihatnya selain Nadia. Tapi mereka tetap bisa mendengar suara ketukannya.

Ne' Ampu Salu berkomat kamit makin keras. Makin keras hingga terdengar seperti berteriak. Ketengangan dalam mobil sungguh tak tertahankan. Beberapa saat kemudian ketukan itu berhenti. Suara makhluk itu tak terdengar lagi.

" Saya rasa sekarang sudah aman " kata Ne' Ampu Salu.

Semua yang berada dalam mobil merasa lega. Mobil lalu menepi. Nadia dipindahkan ke mobil pamannya. Setelah itu kakek Nadia kembali ke desa bersama empat mobil lainnya. Nadia beserta paman dan kakak sepupunya. Terus berkendara menuju Makassar. Ayahnya baru tiba Makassar dan sudah menunggu untuk membawa Nadia kembali ke tempat rantau.

***

Tujuh tahun setelah kejadian itu. Kakek Nadia meninggal dunia. Namun hanya orang tua Nadia yang datang. Bagaimana pun Nadia tidak boleh datang lagi ke kampung itu. Seumur hidup dia akan menjadi incaran hantu po'pok. Asal tidak melanggar itu dia akan aman. Bahkan ada wasiat dari sang kakek kalau ia meninggal jangan sampai Nadia datang melayat. Itu yang membuat Nadia sangat sedih.

Setahun setelah sang kakek meninggal. Nenek Nadia mengabari lewat  telepon kalau ia sakit.

" Saya sangat rindu datang menjenguk Nenek , apakah sudah boleh ? ".

" Itu kejadian sudah lama. 8 tahun lalu. Sekarang kamu udah dewasa. Saya kira sudah aman " jawab sang Nenek.

" Bagaimana dengan hantu po'pok itu ? " tanya Nadia.

Hening

Lalu sesaat kemudian terdengar suara dari balik telepon

Po'...pok...po'...pok...po'...pok...po'...pok.

TAMAT

Ini hanya cerita fiksi. Karangan belaka. Tidak terlalu seram juga. Dulu saya pernah membaca cerita hantu Jepang. Dan itu mempengaruhi alur cerita ini. Jadi cerita ini tidak murni dari saya. Kalau saya membuat cerita horor biasanya lebih seram dari ini. Seperti cerita " Misteri Tongkonan Tua "

Tapi apapun itu semoga kalian terhibur. Itu saja

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "PO'POK..kisah Hantu Dari Toraja. "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel